Sabtu, 17 Juni 2017

Review Jurnal "ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI BANDUNG, JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN ENVIRONMENT & SAFETY DALAM PENANGANAN TERHADAP KONTRAKTOR)"

ANALISIS IMPLEMENTASI OHSAS 18001:2007 PADA PT. X DI BANDUNG, JAWA BARAT (STUDI KASUS BAGIAN ENVIRONMENT & SAFETY DALAM PENANGANAN TERHADAP KONTRAKTOR)

Sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi vaksin dan antisera di Indonesia, PT. X sadar akan pentingnya standar manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam perusahaannya. Perusahaan tersebut kini telah mendapatkan sertifikat occupational health and safety assessment series (OHSAS) 18001:2007 sejak tahun 2006. Penelitian ini bertujuan :
1.      Menganalisis implementasi setiap klausulklausul dari OHSAS 18001:2007 pada PT. X secara garis besar,
2.      Menganalisis implementasi operasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor,
3.      Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam  penanganan terhadap kontraktor dan
4.      Menganalisis alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif berupa implementasi OHSAS 18001:2007 dan identifikasi masalah, sedangkan data kuantitatifnya berupa nilai prioritas dari tiap-tiap masalah, aktor, tujuan dan alternatif yang telah ditentukan.
Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, wawancara dan pengisian kuesioner oleh informan, sedangkan data sekunder berasal dari bahan pustaka, artikel, jurnal, data internal perusahaan dan hasil penelitian terdahulu. Informan dipilih melalui judgement sampling, yaitu beberapa pihak yang bertanggung jawab, memahami pelaksanaan dan permasalahan implementasi OHSAS 18001:2007 pada penanganan kontraktor PT. X.
Pengolahan data menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil pengolahan data pada level dua (kriteria masalah) menunjukkan berturut-turut sumber daya, tanggungjawab dan wewenang (0,349), dokumentasi (0,262), komunikasi (0,205) dan kompetensi, pelatihan dan kepedulian (0,184).
Hasil pengolahan pada level tiga menunjukkan peranan aktor yang bertanggungjawab pada kriteria permasalahan, yaitu Operational Management (0,394), Middle Management (0,365) dan Top Management (0,241). Hasil pengolahan data pada level empat (tujuan), yaitu karyawan kompeten (0,226), kontraktor taat pada peraturan (0,218), beban tanggungjawab yang sesuai (0,194), infrastruktur yang baik dan tetap (0,186) dan dokumentasi yang baik (0,176). Hasil pengolahan pada level 5 (alternatif) berturut-turut ialah penambahan SDM yang berkompeten (0,456), pengelolaan dokumentasi yang baik dan benar (0,251), Penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap (0,170) dan penyempurnaan sistem reward and punishment (0,123).

Kesimpulan
1.      PT. X telah melaksanakan setiap klausul-klausul yang terdapat di dalam OHSAS 18001:2007 dengan baik, mulai dari kebijakan K3 yang dibuat oleh perusahaan hingga tinjauan manajemen untuk peningkatan K3 berkelanjutan dalam perusahaan. Hal ini juga telah dibuktikan dengan didapatkannya sertifikat OHSAS 18001:2007 selama empat (4) tahun berturut-turut.
2.      PT. X telah memenuhi dan menjalankan seluruh klausul-klausul OHSAS 18001:2007 dalam operasi pada Bagian Environment and Safety yang berkaitan dengan penanganan terhadap kontraktor.
3.      Faktor yang menjadi permasalahan dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor berturut-turut adalah sumber daya, tanggungjawab dan wewenang (0,349), dokumentasi (0,262), komunikasi (0,205) dan terakhir kompetensi (0,184).
4.      Alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam implementasi OHSAS 18001:2007 pada Bagian Environment and Safety PT. X di Jawa Barat dalam penanganan terhadap kontraktor berturutturut ialah penambahan SDM kompeten (0,456), pengelolaan
5.      dokumentasi yang baik dan benar (0,251), penyediaan ruang kerja yang baik dan tetap (0,170), serta penyempurnaan sistem reward and punishment (0,123).

Saran
1.      Penambahan SDM kompeten dirasakan perlu, mengingat Bagian Environment and Safety tidak hanya membutuhkan kompetensi K3 kontraktor bagi Pelaksananya, tetapi juga beberapa orang yang berkompeten dalam bidang environment agar fokus pada bidang keselamatan (K3 terhadap kontraktor).
2.      Perlu diperhatikan pendokumentasian yang tertib, baik dan benar, disediakannya ruang kerja yang baik dan tetap, serta menyempurnakan kembali sistem reward and punishment bagi kontraktor, agar selalu patuh terhadap peraturan wajib menggunakan APD dan hal terkait yang telah dibuat perusahaan.

3.      Bagian Environment and Safety di bawah Divisi Corporate Secretary agar meningkatkan kinerjanya sesuai dengan komitmen K3 perusahaan. Untuk itu Bagian Environment and Safety perlu melakukan pencatatan rutin setiap bulannya untuk mengetahui ada tidaknya kecelakaan kerja dari pihak kontraktor, dalam rangka peningkatan berkelanjutan.

SSumber: http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/55773/8/H12ami.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar